REFLEKSI DIRI DI HARI RAYA IDUL FITRI

REFLEKSI DIRI DI HARI RAYA IDUL FITRI

Oleh :

Trisha Marselia (Icha)

SMA N 90 Jakarta


Selama sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, bulan yang sungguh mulia di antara 11 bulan lainnya, kita selalu berusaha untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. agar kita dilimpahkan nikmat dan pahala dari-Nya. Selain itu, pahala yang sungguh berlimpah bagi orang-orang yang mampu menahan nafsunya, baik nafsu untuk makan, minum, marah, atau berbagai nafsu lainnya yang dapat membatalkan puasanya. Inilah salah satu makna berpuasa di bulan yang indah ini, menjauhkan diri dari hasutan setan yang selalu mengelilingi dirinya, bersabar agar emosinya tidak terpancing, dan setidaknya kita tahu bagaimana perasaan orang-orang yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan akan makan dan minum, sehingga kita dapat merasakan perihnya perut yang tidak diisi dari subuh sampai maghrib, atau mungkin ada alasan lain dari sang Khaliq untuk makhluknya agar menjadi manusia yang sukses menempuh hidupnya di dunia yang sungguh fana ini.

Puasa ternyata juga membawa begitu banyak hikmah dan manfaat bagi kita semua, salah satunya manfaat kesehatan. Penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi. Bukan rahasia lagi, kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung. Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa meningkatkan kolesterol baik atau kita sebut dengan High Destiny Lipoprotein (HDL) sebanyak 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol jahat (LDL). Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Tahukah kalian, radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel.

Bagi orang yang sehat, puasa juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe-2. Karena saat berpuasa, dengan sendirinya konsumsi kalori secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Lebih jauh, hal ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe-2. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita petik dari berpuasa di bulan Ramadhan.

Tak terasa sebentar lagi kita semua dapat menyelesaikan kewajiban berpuasa kita di bulan Ramadhan ini. Tinggal menunggu waktu saja, kita dapat merasakan nikmatnya Hari Raya Idul Fitri yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia. Bebagai kue yang lezat dan mengundang selera sudah menunggu dan duduk manis di meja makan atau di meja ruang tamu rumah para konsumennya, agar mereka dapat dikonsumsi sebanyak mungkin dan senikmat mungkin. Setelah sebulan penuh kita dijauhkan diri dari hasutan setan laknatullah, datanglah bulan yang sungguh suci bagi kaum-kaum yang dicintai dan selalu diberkahi Allah SWT. Diibaratkan selama sebulan Ramadhan kita menanam benih-benih dan selama itu pula kita berusaha untuk merawatnya agar terhindar dari pengganggu benih tersebut. Sampai pada waktunya, benih itu menjadi tanaman yang memiliki buah yang sungguh suci, indah, dan nikmat untuk dilihat karena buah ini telah diberkahi oleh sang Khaliq, Tuhan semesta alam.

Tanggal 1 Syawal, inilah hari pertama di bulan Syawal yang dinamakan Idul Fitri. Idul Fitri, kata ini dibagi menjadi “Id” yang artinya kembali dan “Fitri” yang berarti suci atau bersih, jadi Idul Fitri berarti kembali menjadi manusia yang suci. Suci dalam hal rohaninya maupun jasmaninya. Rohani yang suci akan membentuk jasmani yang bersih pula karena tubuh akan selalu berhubungan antara kedua hal tersebut.

Bulan Syawal sungguhlah menjadi bulan yang suci. Dinamakan suci karena para pengikut Rasulullah yang diberkahi Allah SWT. telah berhasil menjalankan ritual puasanya di bulan Ramadhan, hingga mereka mendapatkan sebuah hati yang sungguh bersih, suci, bahkan terbebas dari kotoran-kotoran hati yang selama 11 bulan menempel di dinding hatinya. Umat Islam diseluruh dunia selalu merayakan Idul Fitri karena mereka menganggap bulan ini merupakan kemenangan bagi umat Islam yang telah berhasil mengalahkan godaan setan laknatullah yang selalu mengajak mereka untuk melanggar perintah Allah SWT di bulan Ramadhan.

Orang yang merayakan Idul Fitri bukan hanya orang yang berpakaian serba baru dan serba putih bersih saja. Akan tetapi, sesungguhnya orang yang takwanya kepada Allah SWT meningkat dan bertambahlah yang disebut orang yang beridul fitri. Realita yang selama ini kita lihat adalah banyak umat islam yang mampu dari segi finansialnya saja yang menikmati hari raya idul fitri ini, membeli berbagai pakaian baru untuk dipakainya saat shalat Id. Namun, di sisi lain masih banyak orang-orang yang kurang mampu tidak dapat merasakan manisnya beridul fitri. Mereka merasa bahwa dirinya tidak pantas mendapatkan hari suci itu karena mereka tidak dapat membeli baju baru, padahal bukan itu yang Allah lihat, Allah hanya melihat peningkatan ketakwaan yang terbentuk di dalam dirinya setelah selama sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan. Allah hanya melihat hasil dari benih yang telah dirawat dengan sangat baik oleh mereka yang selalu berusaha dan bertakwa kepada-Nya. Ada sebuah hadist syahih yang menyatakan bahwa :

ليس١لعيد لمن لبس١لجد يد , و لکن١لعيد لمن طا عتﻪ تز يد

yang artinya adalah ”Bukanlah lebaran (Idul Fitri) itu orang yang memakai pakaian baru, tetapi yang disebut berlebaran adalah orang yang takwanya bertambah (meningkat)”. Sungguh hadist ini dapat menyentuh hati orang-orang yang memiliki hati yang bersih dan memiliki keimanan yang kuat karena mereka akan merasakan perasaan orang yang kurang mampu, mereka akan selalu meningkatkan ketakwaannya agar mereka mendapatkan kemenangan di hari yang fitri tersebut.

Pada pagi hari raya Idul Fitri, kita menyaksikan umat Islam berbondong-bondong pergi menuju ke masjid-masjid atau lapangan-lapangan untuk melaksanakan shalat Id secara berjamaah. Walaupun memang sebenarnya mereka dianjurkan untuk memakai pakaian yang paling bagus yang mereka miliki, namun bukan berarti harus yang baru. Sebelumnya, semalaman suntuk mereka telah bertakbir mengagungkan kebesaran Allah SWT, mereka bersama-sama mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. Sungguh menjadi pemandangan yang dapat menyejukkan hati bagi orang-orang yang mengerti makna beridul fitri.

Umat Islam sebelum merayakan Idul Fitri telah diperintahkan Allah SWT untuk melakukan dua kewajiban, yaitu puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan dan membayar zakat fitrah yang dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya (mustahik). Zakat ini diwajibkan bagi seluruh umat Islam agar mereka mau berbagi kepada orang yang kurang mampu dan harus diberikan kepada mustahik sebelum mereka melaksanakan shalat Id.


Di bulan yang indah ini, seluruh umat Islam di dunia saling maaf dan memaafkan kesalahan yang pernah mereka perbuat dari bertatap langsung maupun dengan cara mengirimkan kartu ucapan, sms atau email, ini adalah sebuah fenomena Habluminannas yang akan selalu kita lihat saat Idul Fitri tiba. Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama karena ini adalah sebuah momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga dan ajang untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara dan tetangganya untuk saling maaf memaafkan. Ini dilakukan agar segala dosa yang pernah diperbuat dapat terhapus. Karena makna Idul Kitri adalah kembali kepada kesucian baik lahir maupun batin.

Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Namun, kegiatan mudik ini tidak seindah yang kita bayangkan, banyak nyawa melayang hanya karena mereka yang tidak menaati peraturan saat mudik dengan menggunakan berbagai alat transportasi. Banyak contoh kelakuan manusia yang tidak sesuai dan tidak disiplin dalam hal ini. Salah satunya ada yang mudik dengan menggunakan sepeda motor yang memboncengi keluarganya sebanyak 2 sampai 3 orang. Padahal ini akan menyebabkan nyawa mereka tertelan di tengah jalan sebelum mereka sampai di kampungnya. Sebaiknya mereka yang ingin mudik haruslah menaati peraturan yang telah ada, agar mereka dapat sampai di kampungnya dengan selamat dan dapat berjabat tangan dengan sanak saudaranya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah
Minal Aidin Wal Faizin
Mohon Maaf Lahir & Batin

0 komentar: