Abstract Cros Content Study

MENGEMBALIKAN “KONSIENTISASI” DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN MENABUR ASA PADA CROS CONTENT STUDY: Strategi Pengalihan Beban Belajar & Penerapan Konsep “Problem Posing” pada Siswa SMA/MA Guna Mereduksi Tingkat Stress pada Siswa”

ABSTRAK

Andy Setyawa
Program Studi FILSAFAT
Universitas Indonesia, , karya tulis dalam rangka kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Dosen pembimbing : LG. Saraswati,

Beban belajar yang harus ditunaikan siswa dalam sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia kerap menimbulkan banyak kritikan. Hal tersebut dikarenakan pelajar Indonesia menanggung beban belajar yang sangat banyak dibanding pelajar di negara lain. Kepadatan jam belajar siswa Indonesia menempati peringkat 1 dengan 242 jumlah hari sekolah/tahun diatas Korea Selatan dengan 220 hari/tahun. Beban belajar ini dinilai sangat padat dan membebankan siswa. Jika kita tinjau dari aspek psikologis, kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran hanya 1/6 x /24 jam atau lebih kurang 4 jam dalam sehari. Jika siswa menerima beban belajar melebihi batas maksimum yang dapat mereka tangkap, maka yang timbul adalah stres. Tidak hanya banyaknya beban belajar, sistem pendidikan di Indonesiapun dinilai tidak menempatkan siswa sebagai subjek melainkan sebagai objek dalam proses pendidikan, dan tak jarang siswa mengalami opresi dan intervensi yang mempengaruhi prestasi belajarnya kelak.
Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sekolah untuk menentukan kurikulumnya sendiri. Maka, diharapkan sekolah dapat membuat suatu strategi baru dalam sistem pembelajaran disekolahnya agar siswa tidak mengalami opresi, intervensi, dan stres dengan banyaknya beban belajar yang mereka harus jalani. “Cross Content Study” yang mengadopsi dari sistem paket bertahap dan ”Acelerated Learning”, untuk saat ini merupakan suatu strategi konsientisasi dalam dunia pendidikan, dengan tujuan untuk mengembalikan posisi siswa sebagai subjek dalam suatu sistem pendidikan.
Karya tulis ini bermaksud untuk memberikan suatu solusi pada kurikulum pendidikan di indonesia yang cenderung membebankan siswa dengan banyaknya beban belajar yang harus ditunaikan siswa, dan banyaknya praktek opresi baik yang dilakukan pemerintah, sistem, maupun tenaga pendidik. Dengan accelerated learning beban belajar yang ditunjukkan kepada siswa akan tetap dapat terpenuhi tanpa menimbulkan stres pada siswa. Pembagian alokasi waktu yang baik dan sistem yang mengerti akan keadaan psikologis siswa akan membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik tanpa ada satu pihak yang merasa dirugikan atau terbebankan. Proses dialogika juga menjadi unsur yang sangat penting dalam perealisasian hubungan yang setara dan akrab antara pendidik dan peserta didik.
Cross Content Study atau “Silang Beban Belajar” yang merupakan sistem pembelajaran yang sistematis dan bertahap, tanpa mengurangi jumlah mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum. Yaitu, dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran untuk dipelajari secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Dalam sistem ini juga dikenal kelas paralel sebagai kelas yang disilangkan beban belajarnya. Cross Content Study mengacu pada pelajaran yang memiliki jumlah jam pelajaran sama, kecuali mata pelajaran bersyarat yang diujikan dalam ujian nasional. Konsep moving class juga turut andil mendukung penerapan “Accelerated Lerning” yang merupakan sistem belajar-mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Sehingga, terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi. Misalnya: Kelas Biologi, Kelas Bahasa, dan Kelas Fisika. Setiap kali subjek pelajaran berganti, maka siswa akan meninggalkan kelas, dan mendatangi kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan.
Karya tulis ini dibuat melalui pendekatan Kualitatif yang bersifat deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi literatur. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa SWOT. Dari pemaparan definisi variabel, maka dapat dianalisa bahwa ternyata siswa memerlukan suatu strategi coping eksternal untuk dapat menekan tingkat stres yang diderita siswa karena banyaknya beban belajar dan opresi yang harus diterima siswa. CCS dengan waktu penuntasan materi selama dua tahun, menjadi efektif karena akan memberikan kesempatan siswa di tahun terakhir masa ajar untuk mempersiapkan diri menjelang ujian nasional. Siswapun dapat mempelajari pelajaran yang sifatnya aplikatif untuk meningkatkan skil siswa dalam bidang tertentu, jika nantinya mereka tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengimplementasian sistem Cross Content Study nantinya akan mengurangi beban belajar siswa dalam tugas. Selain itu, dengan diterapkannya sistem ini siswa menjadi lebih fokus dalam memahami suatu mata pelajaran, karena mereka tidak memiliki banyak beban belajar yang harus mereka penuhi.
Rekomendasi yang dapat penulis berikan dalam karya tulis ini adalah penyempurnaan dan pengujian secara berkala terhadap kurikulum ini, agar pemerintah dapat memberikan sertifikasi sebagai sistem kurikulum yang dapat diberlakukan di suatu sekolah. Diharapkan pula apabila sistem ini telah dapat dilaksanakan dengan baik, sekolah-sekolah lain dapat menerapkan sistem ini agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.

0 komentar: