WARNA-WARNI PROGRAM/KEGIATAN LPKS 2010

WARNA-WARNI PROGRAM/KEGIATAN LPKS 2010
“We are The Care Human”

Review Juri Manager Programming
Andy Setyawan, S.Hum

Pertama-tama saya ingin memberikan apresiasi tertinggi kepada para peserta LPKS 2010, karena secara kualitas terdapat peningkatan ide yg sangat signifikan dari tahun kemarin. Secara kuantitatif mungkin terdapat penurunan dr peserta LPKS 2009, hal ini dapat dimaklumi karena pihak panitia mengadakan seleksi administrasi dan kelayakan proposal terlebih dahulu. Berdasarkan informasi dari panitia, dari proposal yg masuk sebanyak 37 proposal, hanya 22 tim yang dinyatakan lolos administrasi dan kelayakan proposal (tahun kemarin 35 peserta yang dinyatakan lolos administrasi dan kelayakan). Dari 22 tim yang mengikuti wawancara simulasi perusahaan, hanya beberapa sekolah yang merupakan peserta tahun lalu seperti MAN 13, MAN7, SMAN 74, SMAN 32, SMAN47, dan SMAN 55, DAN sman 60, Selebihnya merupakan pendatang-pendatang baru. Namun secara kualitas, tim-tim pendatang baru ini tidak kalah kualitas dibanding peserta yang lebih punya pengalaman di tahun 2009.

LPKS merupakan kompetisi pembuatan program kegiatan dengan tujuan untuk melatih siswa membuat kegiatan/program yang baik dan maksimal dengan biaya minimal. Untuk LPKS 2010 ini biaya program yang dikenakan kepada peserta adalah senilai Rp 6.000.000; dan untuk juara umum tahun ini akan mendapatkan uang pengimplementasin program berdasarkan budget yang dianggarkan. Dan untuk tahun ini tidak ada peserta yang over budget, karena jika ada peserta yang over budget akan langsung di diskualifikasi oleh panitia.




Review pertama dimulai dari SMAN 47 dengan program “Expo Recycle Waste” konsep tahun ini dirasa tidak banyak perbedaan dengan konsep tahun lalu yaitu pengolahan limbah plastik, masih terdapat banyak kesalahan penulisan kata dan banyak wasting page, namun dalam beberapa hal seperti: jadwal acara, susunan panitia, dan anggaran sudah dikemas dg cukup baik. SMAN 32 dengan “32 Awardnya” menawarkan konsep yang menarik ttg pemberian penghargaan terhadap guru, namun di beberapa kategori ada kategori yang dirasa kurang pas utk diberikan, desain cover terlalu gelap (terutama tulisan judul & tema tidak terlihat) walaupun desain isi sudah cukup baik. MAN 7 yang mengirimkan 2 tim ”BASKOMS’ (Badan Sarana Komunikasi Sekolah) menawarkan ide yang benar-benar fresh dalam menanggapi masalah internal sekolah (kritikan), pengajuan anggaran dana sudah cukup baik, namun masih disayangkan bahwa proposal yg diajukan hanya utk opening saja tidak ada biaya maintenance program tersebut, selain itu dihadirkannya “Ary Ginanjar” dalam acara opening dengan budget yg sangat minim membuat pertanyaan besar di antara ketiga juri. Tim kedua “Sehari Manjadi Polantas Sekolah” memberi kesan yg postif terhadap juri dengan latar belakang pengadaan program, yaitu ketidaksadaran warga terhadap peraturan lalu lintas. Namun, bentuk program yang tidak dipaparkan membuat juri kesulitan dalam memahami bentuk- bentuk program yg akan diadakan.

MAN 19 pendatang baru yg menawarkan program “The Body Miracle” program yang diadakan dirasa tidak asing dalam penyelenggaraan kegiatan donor darah, background logo darah sedikit menghalangi isi dari proposal. SMAN 65 yg juga pendatang baru dengan “Bazar School of Science”-nya mencoba membuat kegiatan bazaar pendidikan dengan konsep yang baik, namun sayang tidak di deskripsikan dengan baik di dalam proposal, tema kegiatan yang terlalu panjang dan lembar pengesahan yang tidak di tanda tangani menjadi kelemahan dari proposal ini. SMKN 20, satu-satunya SMK yg ikut di tahun ini menawarkan konsep yg benar-benar menarik “Pemilihan Duta Ciliwung 2010” packaging proposal yang baik dan bentuk kegiatan yang menarik memberikan nilai plus pada program ini, namun sayang, salah pengertian dalam landasan program dan subjek kegiatan yang ditujukan kepada anak-anak SD, menjadi tantangan yang harus diperbaiki jika lolos ke babak final.

SMAN 55 dengan nama program “Harapan Itu Masih Ada” mencoba melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan untuk anak-anak jalanan, kepolosan dan kejujuran yang melatarbelakangi program ini menjadi nilai lebih dari proposal ini, walaupun dari desain isi proposal cukup sedikit mengganggu dalam pemilihan warna kertas & background tulisan yang mengahalangi isi tulisan proposal. SMAN 87, pendatang baru dengan judul “DEBAT : Edukasi Pelajar Buat Tanah Air” benar-benar mengejutkan juri dengan konsep proposal yang sangat baik dan menarik, tantangan terbesar program ini adalah apakah budget yang telah ditetapkan panitia dapat mengcover seluruh kegiatan yang dibuat. SMAN 34 yang merupakan pendatang baru dalam LPKS mengirimkan 2 proposal dengan tema yang sama yaitu pengolahan sampah. Seharusnya kedua tim ini “Success with Rubbish” & “Recycle Fest” dapat saling membantu dan menguatkan agar tidak terjadi kesamaan konsep, karena secara skil dan kualitas proposal masing-masing sudah cukup baik. SMAN 15 Tangerang dengan program” Indies A Lasting Unification Between Sttudents, Nature and Art” menawarkan konsep yang segar tentang kreasi hijau dan seni kehidupan, namun sayang konsep acara tidak dijelaskan secara detail dalam proposal sehingga juri membutuhkan penalaran yang lebih jeli dalam memahami acara yang akan dibuat.

MAN 13 yang merupakan juara umum dan memperoleh piala bergilir tahun kemarin, konsisten terhadap konsep-konsep unik dan menarik yang dikemas dalam judul “Finding Love” latar belakang tentang kehilangan cinta pada anak panti asuhan dan orang jompo di panti werdha, menjadikan proposal ini memiliki nilai oriisinalitas tinggi, walaupun sudah cukup baik, tantangan dengan predikat juara bertahan dirasa menjadikan MAN 13 memiliki beban yang cukup berat untuk mengukir prestasi seperti di tahun lalu, mengingat kualitas peserta lain juga sangat baik. SMAN 74 yang mengirimkan 2 proposal “Selamatkan Lingkungan dari Polusi Cahaya” & “Berbagi Berkah Maulid Nabi Bersama Anak-Anak Panti Asuhan” memiliki tantangan yang besar karena terus dibayang-bayangi oleh juri dengan seniornya di tahun lalu yg menawarkan konsep luar biasa (heroic song competition), kedua tim ini harus berjuang keras untuk melepaskan diri dari kesuksesan seniornya di tahun lalu, konsep polusi cahaya dirasa sangat original namun terbentur dengan kegunaan dari program tersebut, dan konsep tentang bakti sosial anak-anak yatim tidak menyuguhkan sesuatu yang baru dan inovatif.



SMAN 60 mengirimkan 2 proposal “METAL: Mengolah Kreativitas Menjadi Solusi” mencoba memberikan pelatihan daur ulang kepada anak-anak panti asuhan dan sekolah terbuka agar kelak dapat mandiri, banyak wasting page di dalam proposal sehingga membuat proposal tidak tersistematika dengan baik. Tim kedua dengan judul “KLASIKA: Kepedulian Lintas Bahasa dan Kebudayaan Indonesia” menyuguhkan kompetisi teater dalam bahasa daerah, konsep ini sudah cukup baik, namun mungkin akan menemukan kendala dalam pelaksanaannya yaitu ketika bahasa yg digunakan adalah bahasa daerah, sehingga mempengaruhi audience dalam memahami isi teater itu. SMAN 26 Jakarta juga mengirimkan 2 proposal tim pertama dengan judul “KHIMASIX: Khitanan Masal in Twenty Six” dari aspek packaging proposal sudah cukup baik, namun konsep khitanan masal bukanlah suatu konsep yang baru, dan kurang ada unsur-unsur kreativitas dalam pelaksanaan program. Tim kedua dengan judul “PESEN TAKSIX: Pentas Seni & Tari Kreasi” program ini ditujukan untuk anak-anak luar biasa (berkebutuhan khusus) dari segi konsep program ini cukup menarik, namun tidak diklasifikasikannya anak-anak luar biasa yang menjadi subjek program, ini menjadi kelemahan dari proposal ini. SMAN Taruna Mandiri, dengan judul “Pemanfaatan Tandan Buah Pisang Sebagai Alternatif Pembuatan Bahan Dasar Kertas” dirasa masih kurang optimal dalam mengikuti LPKS ini mengingat proposal yang dibuat merupakan proposal penelitian bukan proposal program, seandainya tema ini dikemas dalam suatu kegiatan pasti hasilnya akan jauh lebih menarik. SMAN 90 pendatang baru yang mengirimkan 2 proposal, proposal pertama dengan judul “Senyum Manis Anak Jalanan” yang mencoba mengembangkan bakat dan percaya diri anak jalanan dirasa bukan kegiatan yang baru, bentuk kegiatan belum ditata secara apik dan kreatif, walaupun sistematika proposal sudah dikemas dengan baik. Tim kedua dengan judul “Pelatihan Budidaya Cacing”, program ini dinilai program yang berbeda dengan peserta-peserta lain karena mengangkat tema ilmiah, subjek program yang terdiri dari petani-petani di daerah Bogor menjadi sorotan penting juri, karena hal ini tekait dengan sudah banyaknya program serupa yang dikembangkan mahasiswa IPB pada petani di daerah bogor.

Dari Review tersebut, secara keseluruhan proposal peserta sudah cukup baik. Perbaikan memang mutlak diperlukan untuk menyempurnakan konsep-konsep brilian yang ingin dituangkan dari peserta. Sekali lagi saya mewakili kedua dewan juri yang lain, mengucapkan banyak terimakasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam LPKS 2010 ini, yang terbaik pasti akan jadi yang terbaik nanti, so keep ur spirit, n still do the best, be the best, and show it to the world.

0 komentar: