Pemanfaatan Ekstrak daun Sansiviera sebagai penetralisir Formalin pada bahan Makanan

Pemanfaatan Ekstrak daun Sansiviera sebagai penetralisir Formalin pada bahan Makanan
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) mengungkapkan bahwapara pedangang di pasar tradisional dan swalayan menjual bahan makanan yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet. sedangkan Sansiviera, yang diketahui dapat menangkap polutan udara, ternyata dapat menyerap senyawa kimia termasuk formalin. hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sansiviera trifasciata laurentii terbukti dapat menghilangkan kadar formalin, sansivieria trifasciata hahnii terbukti tidak dapat memhilangkan kadar formalin, dan sansivieria fasciata terbukti dapat menurunkan kadar sebesar 17%.
Selengkapnya...

Abstrak Cros Content Study MAN 13

“Hubungan antara sistem CCS (cross content study) dengan motivasi berprestasi siswa MAN 13 Jakarta”

ABSTRAK

Chusnul Chotimah,Eko Prasetiyo,Tiara Sukma Pertiwi, Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta, Karya ilmiah dalam rangka kegiatan lomba karya llmiah remaja tingkat Jakarta Selatan 2008.

Telah dilakukan penelitan terhadap hubungan antara pengimplementasian sistem CCS (cross content study) dengan motivasi berprestasi siswa di MAN 13 Jakarta, karena kurikulum Madrasah Aliyah memiliki jumlah mata pelajaran yang lebih banyak di banding Sekolah Menengah Atas, hal ini dikarenakan jumlah mata pelajaran yang telah ditetapkan Departemen Agama harus mereka tunaikan. yang akan berdampak langsung pada motivasi prestasi belajar siswa.
Sistem pembelajaran CCS ( cross content study) atau “Silang Beban Belajar” merupakan sistem pembelajaran yang sistematis dan bertahap, tanpa mengurangi jumlah mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum, dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran non-jurusan untuk dipelajari secara bertahap dalam kurun waktu tertentu.
Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara sistem CCS (cross content study) dengan motivasi berprestasi siswa. Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah 200 siswa dari MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 13 Jakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey, dengan menggunakan 2 variabel yaitu sistem CCS (cross content study) sebagai variabel Independen, dan motivasi berprestasi belajar siswa sebagai variabel dependen. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner (diukur dengan menggunakan skala likert) dan wawancara. Untuk menganalisis korelasi dan signifikansi digunakan rumus korelasi Rho Spearman dan t-Test. Dari hasil penghitungan didapatkan hubungan yang signifikan antara sistem CCS (cross content study) dengan motivasi berprestasi siswa. Hubungan antara dua variabel tersebut digolongkan cukup, dan kedua variabel menunjukkan arah yang positif. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat khususnya bagi siswa MAN 13 Jakarta dan guru, sehingga sistem CCS (cross content study) berdampak pada meningkatnya motivasi berprestasi peserta didik Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi staff pimpinan MAN 13 Jakarta untuk mengkaji lebih dalam lagi sistem serta teknis pelaksanaan CCS (cross content study) yang telah diterapkan dalam 3 tahun terakhir, sehingga sistem ini lebih bermanfaat bagi siswa.





Kata kunci : sistem CCS (cross content study), motivasi berprestasi
Selengkapnya...

Korelasi Kualitas Pelayanan Makan terhadap Prestasi Akademik Santri

Korelasi Kualitas Pelayanan Makan di Pondok Pesantren terhadap Prestasi Akademik Santri di Jakarta Selatan

Madarasah Aliyah Negeri 7 Jakarta
Disusun oleh:

1. Rama setiawan
2. Sinta Giyarid Anggraeni
3. Siti Rauda
4. Syarah Susilowati

Pembimbing: Siti Puji Rahayu dan Dra. Zubaedah

Diajukan Untuk mengikuti Lomba Karya Ilmih Remaja tingkat DKI Jakarta

Pelajar sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar dan pengasuhan orang tua yang sangat berlebihan. Akibatnya kutrangrsa tanggung jawab dan menurunnya prestasi belajar pelaja tersebut. Salah satu faktor lain memengaruhi hal tersebut adalah pendidikan yang diperoleh pelajar hanya berorientasi pada hasil bukan proses. Penddikkan seringkali mengabaikan EQ (Emosional Qoutient) dan SQ (Spiritual Qoutient) yang didalamnya terdapat hafalan, cara cepat penyelesaian soal dan ilmu pemikiran kritis dan hanya terfokus pada IQ (Intelektual Qoutient) Namun, di tengah-tengah permasalahan tersebut, terdapat lembaga pendidikan Islam yang brtujuan untuk meningkatkan kemandirian santri dengan menyediakan beberapa pelayanan dan salah satunya adalah pelayanan makan. Ternyata setelah melakukan penelitian mengenai hubungan kualitas pelayanan makan di pondok pesantren terhadap prestasi akademik santri di Jakarta Selatan hasil yang didapatkan signifikan dengan nilai korelasi pada semester awal sebesar 0,6 dengan nilai determinasi sebesar 36% dan pada semester berikutnya meningkat menjadi 0,8 dengan nilai determinasi 64% sehingga dapat disimpulkan apabila prestasi santir meningkat atau menurunsalah satu penyebabnya adalah kualitas pelayanan makan di pondok pesantren. Oleh sebab itu, pihak pesantren, santri dan masyarakat luas agar selalu memperbaiki serta meningkatkan kualitas pelayanan makan di Pondok pesantren.
Selengkapnya...

Abstrak Memoir of Education

Inventarisasi Potensi Daerah Depok sebagai Upaya Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi Siswa SMA.

ABSTRAK

Andy Setyawan
BEM Universitas Indonesia dalam program MOE (Memoir of Education). Dosen pembimbing : Herminie.


Seiring dengan diadakannya desentralisasi dan otonomi daerah, maka tiap daerah kini diperkenankan untuk membuat kurikulum masing-masing (KTSP) untuk menunjang wilayah di mana sekolah tersebut berada. Untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut maka diperlukan upaya untuk menginventarisasi potensi daerah agar dapat dijadikan landasan dalam pembuatan kurikulum tersebut.
Dari latar belakang tersebut maka masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah Keunggulan lokal apa saja yang dimiliki Depok, yang dapat diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Kota Depok. Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah 264 responen yang tersebar di 6 kecamatan di kota Depok dengan latar pekerjaan yang berbeda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner (diukur dengan menggunakan skala likert) dan wawancara. Dari data yang diperoleh melalui responden didapatkan hasil bahwa Depok memiliki keunggulan di bidang industri perdagangan, dengan ditunjangnya sarana yang memadai dan banyak, seperti Mall dan pasar. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat khususnya bagi pihak sekolah, sehingga dapat dijadikan landasan dalam menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dan dapat menerapkan mata pelajaran muatan lokal yang mendukung berkembangnya potensi daerah yang telah berkembang di kota Depok seperti perdagangan.
Selengkapnya...

Abstract Cros Content Study

MENGEMBALIKAN “KONSIENTISASI” DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN MENABUR ASA PADA CROS CONTENT STUDY: Strategi Pengalihan Beban Belajar & Penerapan Konsep “Problem Posing” pada Siswa SMA/MA Guna Mereduksi Tingkat Stress pada Siswa”

ABSTRAK

Andy Setyawa
Program Studi FILSAFAT
Universitas Indonesia, , karya tulis dalam rangka kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Dosen pembimbing : LG. Saraswati,

Beban belajar yang harus ditunaikan siswa dalam sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia kerap menimbulkan banyak kritikan. Hal tersebut dikarenakan pelajar Indonesia menanggung beban belajar yang sangat banyak dibanding pelajar di negara lain. Kepadatan jam belajar siswa Indonesia menempati peringkat 1 dengan 242 jumlah hari sekolah/tahun diatas Korea Selatan dengan 220 hari/tahun. Beban belajar ini dinilai sangat padat dan membebankan siswa. Jika kita tinjau dari aspek psikologis, kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran hanya 1/6 x /24 jam atau lebih kurang 4 jam dalam sehari. Jika siswa menerima beban belajar melebihi batas maksimum yang dapat mereka tangkap, maka yang timbul adalah stres. Tidak hanya banyaknya beban belajar, sistem pendidikan di Indonesiapun dinilai tidak menempatkan siswa sebagai subjek melainkan sebagai objek dalam proses pendidikan, dan tak jarang siswa mengalami opresi dan intervensi yang mempengaruhi prestasi belajarnya kelak.
Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sekolah untuk menentukan kurikulumnya sendiri. Maka, diharapkan sekolah dapat membuat suatu strategi baru dalam sistem pembelajaran disekolahnya agar siswa tidak mengalami opresi, intervensi, dan stres dengan banyaknya beban belajar yang mereka harus jalani. “Cross Content Study” yang mengadopsi dari sistem paket bertahap dan ”Acelerated Learning”, untuk saat ini merupakan suatu strategi konsientisasi dalam dunia pendidikan, dengan tujuan untuk mengembalikan posisi siswa sebagai subjek dalam suatu sistem pendidikan.
Karya tulis ini bermaksud untuk memberikan suatu solusi pada kurikulum pendidikan di indonesia yang cenderung membebankan siswa dengan banyaknya beban belajar yang harus ditunaikan siswa, dan banyaknya praktek opresi baik yang dilakukan pemerintah, sistem, maupun tenaga pendidik. Dengan accelerated learning beban belajar yang ditunjukkan kepada siswa akan tetap dapat terpenuhi tanpa menimbulkan stres pada siswa. Pembagian alokasi waktu yang baik dan sistem yang mengerti akan keadaan psikologis siswa akan membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik tanpa ada satu pihak yang merasa dirugikan atau terbebankan. Proses dialogika juga menjadi unsur yang sangat penting dalam perealisasian hubungan yang setara dan akrab antara pendidik dan peserta didik.
Cross Content Study atau “Silang Beban Belajar” yang merupakan sistem pembelajaran yang sistematis dan bertahap, tanpa mengurangi jumlah mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum. Yaitu, dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran untuk dipelajari secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Dalam sistem ini juga dikenal kelas paralel sebagai kelas yang disilangkan beban belajarnya. Cross Content Study mengacu pada pelajaran yang memiliki jumlah jam pelajaran sama, kecuali mata pelajaran bersyarat yang diujikan dalam ujian nasional. Konsep moving class juga turut andil mendukung penerapan “Accelerated Lerning” yang merupakan sistem belajar-mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Sehingga, terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi. Misalnya: Kelas Biologi, Kelas Bahasa, dan Kelas Fisika. Setiap kali subjek pelajaran berganti, maka siswa akan meninggalkan kelas, dan mendatangi kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan.
Karya tulis ini dibuat melalui pendekatan Kualitatif yang bersifat deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi literatur. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa SWOT. Dari pemaparan definisi variabel, maka dapat dianalisa bahwa ternyata siswa memerlukan suatu strategi coping eksternal untuk dapat menekan tingkat stres yang diderita siswa karena banyaknya beban belajar dan opresi yang harus diterima siswa. CCS dengan waktu penuntasan materi selama dua tahun, menjadi efektif karena akan memberikan kesempatan siswa di tahun terakhir masa ajar untuk mempersiapkan diri menjelang ujian nasional. Siswapun dapat mempelajari pelajaran yang sifatnya aplikatif untuk meningkatkan skil siswa dalam bidang tertentu, jika nantinya mereka tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengimplementasian sistem Cross Content Study nantinya akan mengurangi beban belajar siswa dalam tugas. Selain itu, dengan diterapkannya sistem ini siswa menjadi lebih fokus dalam memahami suatu mata pelajaran, karena mereka tidak memiliki banyak beban belajar yang harus mereka penuhi.
Rekomendasi yang dapat penulis berikan dalam karya tulis ini adalah penyempurnaan dan pengujian secara berkala terhadap kurikulum ini, agar pemerintah dapat memberikan sertifikasi sebagai sistem kurikulum yang dapat diberlakukan di suatu sekolah. Diharapkan pula apabila sistem ini telah dapat dilaksanakan dengan baik, sekolah-sekolah lain dapat menerapkan sistem ini agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
Selengkapnya...

Laporan Penelitian

ABSTRAK

Andy Setyawan, Hubungan antara Kemampuan Penyesuaian Diri dan Stres dengan Prestasi Belajar Siswa di Tahun Terakhir Masa Ajar. Laporan penelitian (PKMP 2007) Disajikan dalam rangka PIMNAS XX Universitas Lampung. Dosen Pembimbing Ganang Dwi Kartika M.Hum


UN atau Ujian Nasional yang telah dilaksanakan lebih dari 20 tahun (walaupun dalam format dan nama berbeda), ternyata banyak menimbulkan permasalahan dan perdebatan seiring dengan pelaksanaannya. UN 2007 ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2006 tentang ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2006/2007. Permasalahan utama yang muncul adalah dirugikannya peserta didik dengan diberlakukannya sistem ini. Kerja keras siswa selama tiga tahun tidak menentukan kelulusannya, dan hanya ditentukan oleh tiga mata pelajaran dalam waktu tiga hari. Dalam konteks ini peserta didik jelas dirugikan dengan adanya sistem tersebut. Di tahun terakhir masa ajar siswa dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lebih baik dari pada di kelas sebelumnya, hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan dan tekanan yang harus mereka hadapi ketika mereka duduk di kelas tiga. Kemampuan penyesuaian diri siswa nantinya akan mempengaruhi tinggi rendahya tingkat stress yang diderita siswa yang akan berdampak langsung pada prestasi belajar siswa.
Dari latar belakang tersebut maka masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kemampuan penyesuaian diri dan stress dengan prestasi belajar siswa, serta kendala apa saja yang dihadapi siswa menjelang Ujian Nasional. Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah 360 siswa yang terdiri dari 80 buah kuesioner dari SMA Negeri 1 Depok, 80 buah kuesioner dari SMA Negeri 2 Depok, 100 buah kuesioner dari SMA Negeri 5 Depok, dan 100 buah Kuesioner dari siswa SMP Islam Terpadu Nurul Fikri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey, dengan menggunakan 3 variabel yaitu kemampuan penyesuaian diri dan stress sebagai variabel Independen, dan prestasi belajar siswa sebagai variabel dependen. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner (diukur dengan menggunakan skala likert) dan wawancara. Untuk menganalisis korelasi dan signifikansi digunakan rumus korelasi pearson dan t-Test.
Alur dalam penelitian ini dimulai dengan mencoba mencari hubungan antara variabel berdasarkan jumlah sample yang diperoleh dari penyebaran kuisioner. Di awali dengan mencari hubungan antara variabel penyesuaian diri dengan variabel stress, selanjutnya variabel penyesuaian diri dengan variabel prestasi belajar dan terakhir adalah variabel stress dengan variabel prestasi belajar.
Dari hasil penghitungan SMP dan SMA didapatkan hubungan yang signifikan antara kemampuan penyesuaian diri dan stress dengan prestasi belajar siswa ditahun terkhir masa ajar, walaupun rata-rata hubungan antara ketiga variabel tersebut digolongkan lemah, namun ketiga variabel menunjukkan arah yang positif.
Penelitian ini juga dilengkapi dengan metode observasi dan wawanncara mendalam guna mencari fakta-fakta di lapangan secara kualitatif. Hasilnya dari 500 siswa yang telah disurvey secara random di daerah DKI Jakarta, Depok dan Tanggerang menunjukkan bahwa sebanyak 374 siswa mencontek saat pelaksanaan Ujian Nasional berlangsung, sementara sisanya sebanyak 126 menyatakan tidak mencontek. Dengan kata lain, jika di prosentasekan maka dapat disimpulkan bahwa 7 dari 10 siswa mencontek selama pelaksanaan Ujian Nasional.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi untuk masyarakat terutama pada orang tua dan tenaga pegajar akan betapa pentingnya kemampuan penyesuaian diri siswa di tahun terakhir masa ajar guna mengurangi tingkat stres yang kerap kali dirasakan mereka, sehingga dengan demikian para pihak-pihak terkait seperti sekolah, guru dan terlebih orang tua siswa dapat lebih sigap dalam membantu siswa mencapai prestasi yang lebih baik serta masa depan yang cerah. Disamping itu penelitian ini juga berupaya memberikan gambaran kepada pemerintah tentang keadaan siswa yang sebenarnya menjelang masa Ujian Nasional, dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk membuat kebijakan-kebijakan strategis yang nantinya dapat melahirkan generasi muda Indonesia yang cerdas, berprestasi serta mampu menjadi kebanggaan bangsa dan negara dimasa yang akan datang. Selengkapnya...

ABSTRACT SKRIPSI

Name : Andi Setyawan
Major : Philosophy
Title : Student as Subject of National System Education: A Critical Study from Paulo Freire’s Philosophy of Education Frame Point.
Judul : Posisi Siswa Sebagai Subjek dalam Sistem Pendidikan Nasional:
Telaah Kritis dalam Kerangka Filsafat Pendidikan Paulo Freire




This bachelor thesis criticized how the position of students defined in Freire's frame point and how it's defined in national system of education, also how the relation between them. this study is a descriptive analysis of the problem how students posited as subject. Freire's philosophy of education point of view stands as a critical education system as a kind of social critic that tries to develop a dialogical relation between education and social context. based on that view, freire took side on students' side as subject began by put dialogue as main aspect in educational process.this kind of dialogue demanded a balanced relation between teachers and students that derived from love, generosity, hope, trust, and critical action. dialogue as a fundamental part of the structure has to stay open tp any other subjects on the process. more, education faces problem where any conscientiation enabled, where teachers and students are in even position, also where teachers involving themselves dan stimulating the critical thinking of the students in direct actions. but as can be seen in the national system of education, the students' position as subjects is not yet fulfilled. some of the regulation of the education only explained explicitly about the students' position. worse, the teachers' role still works centrally and dominantly. the basic curricullum since independent era through reformation still placed students as objects where the teachers are the subject. only after the Act no 20 year 2003, with the formation of KBK (curicullum based on competention) and KTSP, the students are directed to a certain source and learning subject. but still, the pressure in learning and teachers' domination still shows the opression for the students in school. by all that reason, the urgency of reordering national education that firmly orienting students' interest as subject and the specific and distinctive regulation that arrange the even relation between students and teachers both as subjects in education so in the future there would be no longer oppresing domination inside it.


Keywords:
Position, student, subject, Freire, national system of education Selengkapnya...

RAPAT KERJA 1 KELOMPOK ILMIAH REMAJA JAKARTA SELATAN

RAPAT KERJA 1 KELOMPOK ILMIAH REMAJA JAKARTA SELATAN

(KIRJAS)

“KIRJAS GOES TO STAND ALONE AND PROFESIONAL ORGANIZATION”

Dalam suatu organisasi Rapat Kerja (RAKER) mutlak diperlukan. Kegiatan ini di adakan untuk menerawang arah kebijakan, visi, dan misi organisasi kedepan. Oleh karena itu setelah 3 tahun berdiri KIRJAS melakukan rapat kerja 1 yang bertempat di gedung Bridge Bulungan. Acara yang berlangsung selama 8 jam ini, menghasilkan beberapa putusan penting seperti: pengesahan AD/ART, Job Deskripsion, SOP (Standar Operating Procedure, dan Program Kerja). Harapan kami terdalam, dengan RAKER ini semakin menjadikan KIRJAS sebagai organisasi yang profesional dan dapat memberikan banyak manfaat untuk orang lain.



Ikhwan Maulana (ketua dewan presidium) & Rety Palupi (Notulis presidium) yang merupakan dewan perintis (ex. Angkatan 1) dipercaya menjadi dewan presidium. Ikhwan maulana dengan tampangnya yg cukup charming terlihat tegas dalam membacakan dan memutuskan AD/ART KIRJAS, sebaliknya Rety Palupi terlihat sangat serius dalam menulis setiap keputusan yang telah dibuat.


Andy Setyawan (Ket. Dewan Perintis KIRJAS), “RAKER menjadi suatu hal yang penting dan mutlak kerana tiada organisasi tanpa tujuan dan visi kedepan, dan RAKER menjadi landasan pacu bagi KIRJAS untuk take off pergi melayang ke udara menggapai bintang dan menabur harapan bagi orang di bawah sana”.



Harapan besar pun disampaikan oleh pembina KIRJAS Bpk I Made Martha, agar KIRJAS tetap mampu eksis, dan mampu bekerjasama dengan baik dengan pihak gelanggang. Dan senantiasa mengkordinir KIR-KIR sekolah.

.


Dan ketika satu persatu program-program itu terlontar, hanya satu harapan kami “Ya Allah berilah kami kekuatan, kemampuan, dan kesehatan, untuk menjalankan amanah ini selama 2 tahun kedepan…”



Sepenggal harapan dari kami Dewan Perintis “teruskanlah perjuangan kami agar organisasi ini mampu memberikan banyak manfaat untuk orang lain, doa kami selalu menyetai kalian…”


Abdurrahman Azis (Ka KIRJAS 2009-2011) saya serah amanahkan tanggung jawab ini, sebagai suatu bagian dalam hidupmu selama 2 tahun kedepan.

“Because Success does not consists in never making mistake, but in never making the same one a second time, success bring growth, and growth means change, to aim for perfection u will need to change often. So still.. do the best, be the best, and show it to the world…”

Selengkapnya...